Senin, 22 Desember 2014

Bunga Fuchsia



Di Indonesia, jika kita menyebut nama bunga fuchsia, mungkin tidak banyak orang yang tahu. Masyarakat Indonesia lebih mengenal bunga cantik yang satu ini dengan nama Kembang Anting-anting. Penyebutan ini bermula dari posisi bunga fuchsia yang menggantung dari dahannya, mirip dengan anting-anting.

Fuchsia termasuk tanaman perdu (membentuk semak). Layaknya tanaman tropis pada umumnya, ia juga selalu hijau sepanjang tahun (evergreen).Fuchsia merupakan salah satu jenis tanaman bunga yang paling banyak ragam dan warnanya. Di beberapa daerah, seperti di Indonesia, jenis fuchsia hibrida lebih banyak ditemui.

Bunga fuchsia yang dapat dilihat di foto ini berjenis Fuchsia Madeleine Sweeney, salah satu jenis fuchsia hibrida. Meski memiliki banyak variasi warna, pada umumnya bunga fuchsia berwarna merah, putih, merah muda, ungu, atau paduan warna-warna tersebut.

Menanam fuchsia bisa jadi pilihan tepat untuk mempercantik taman. Fuchsiamembutuhkan media tanam yang lembap dengan drainase yang baik. Meski menyukai sinar matahari, namun sebaiknya hindarkan fuchsia dari sinar matahari siang, yang terlalu panas.

Sempatkan melakukan pemangkasan, setiap kali usai berbunga. Pemangkasan berguna untuk merapikan bentuknya. Selain itu, juga membuat fuchsia lebih produktif berbunga. Untuk memperbanyak, bisa menggunakan benih atau dengan metode cangkok

Budidaya Sorghum


Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sorgum mempunyai sejumlah keunggulan diantaranya daya adaptasi agroekologi  yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit, dapat di ratun (sekali tanam panen beberapa kali) serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sorgum banyak di jumpai di wilayah kering dan tadah hujan, diantaranya Wonogiri, Demak, Gunung Kidul, NTT, Selayar, dan Bali. Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan kandungan protein dan unsur-unsur nutrisi penting lainnya lebih tinggi daripada beras. Biji sorgum dipakai sebagai bahan campuran ransum pakan ternak unggas, sedangkan batang dan daun sorgum untuk ternak ruminansia.


Teknik Budidaya

Sorgum sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Hal ni dilakukan agar tanaman bisa tumbuh optimal dan malai terisi sempurna, disamping untuk menghindari serangan cendawan. Agar diperoleh produksi yang tinggi pilihlah benih yang baik/bersertifikat. Benih Sorgum bersertifikat yaitu varietas Numbu dan Kawali tersedia di UPBS Balai Penelitian Tanaman Serealia. Daya tumbuh benih minimal 90%, bebas dari hamapenyakit dan mempunyai bentuk serta warna yang seragam .

Penyiapan Lahan dan Penanaman

Sebelum penanaman, tanah hendaknya diolah sedalam 15 - 20 cm untuk Menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, mendorong aktivitas mikroba anah sekaligus mematikan gulma. Pada tanah gembur/ringan sistim tanpa olah anah (TOT) juga dapat diterapkan. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 cm x 25 cm dengan 2 tanaman per lubang. Setelah benih ditanam ditutupdengan abu sekam atau tanah.

Pemupukan

Hara yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dimulai dari pertumbuhan vegetatif sampai dengan pengisian biji.Takaran pupuk yang dianjurkan adalah 250 kg urea/ha + ponska 300 kg/ha. Pupuk diberikan 2 kali, pertama: 7 - 10 hari setelah tanam dengan dosis 300 kg ponska/ha; dan kedua: 30 - 35 hari setelah tanam dengan dosis 250 kg urea/ha. Pupuk diberikan dalam
lubang/larikan + 15 cm di samping tanaman .

Penyiangan dan Pengairan

Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada umur 21 hst dan 45 hst. Penyiangan dilakukan dengan cangkul atau alat penyiang mekanis. Adapun pemberian air/irigasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi hujan. Sorgum terkenal sebagai tanaman yang tahan tumbuh pada kondisi kekeringan. Pe rmu k a a n d a u n s o r g um y a n g mengandung lapisan lilin membuat tanaman efisien dalam pemanfaatan air. Kisaran kebutuhan air per musim adalah 250-300 mm. Pemberian air dilakukan apabila tidak ada hujan, yaitu dengan membuat alur di setiap 2 baris tanaman. Pemberian air setiap 2-3 minggu. Pada umur tanaman 45-65 hari, kondisi tanah harus dijaga cukup lembab karena proses pengisian biji terjadi pada fase tersebut.

sumber : balitbang


Mengenal Safron

Saffron? Saffron itu apa? Gunanya untuk apa? Gambar atau bentuk Saffron itu seperti apa?

Berikut ini adalah gambar Saffron.


Saffron itu apa?
Safron (saffron) atau sering juga disebut kuma-kuma adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus, sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae.

Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering dikeringkan dan disebut safron. Saffron dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna.

Tanaman kuma-kuma berasal dari Asia Barat Daya, dan safron bertahan sebagai komoditas rempah termahal di dunia selama beberapa dekade. Tanaman ini pertama kali dibudidayakan di sekitar Yunani.

Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti iodoform atau rumput kering yang disebabkan zat kimia bernama picrocrocin dan safranal. Safron mengandung crocin, salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat makanan menjadi kuning keemasan. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.

Nama Saffron di beberapa daerah antara lain:
- dalam bahasa Melayu, safron disebut koma-koma dan merupakan bumbu yang membuat nasi briyani (nasi beryani) menjadi berwarna kuning.
- dalam bahasa Arab, safron ini disebut Za'faran (زَعْفَرَان), yang berasal dari kata aṣfar (أَصْفَر) yang berarti "kuning".
- dalam bahasa Inggris ditulis sebagai saffron, diambil dari bahasa Perancis Kuna safran yang berasal dari bahasa Latin safranum.
- di Indonesia ada yang mengenalnya dengan nama kuma-kuma, adapula yang menyebutnya safran



Tanaman kuma-kuma

Tanaman kuma-kuma ini cocok pada cuaca memiliki banyak hujan di musim semi namun relatif kering di musim panas. Selain itu, hujan yang turun sebelum musim berbunga bisa menambah panen kuma-kuma. Sebaliknya, hujan atau cuaca dingin selama masa berbunga meningkatkan kemungkinan tanaman terserang penyakit dan mengurangi hasil panen. Cuaca yang terus-menerus panas atau lembab juga mengurangi hasil panen, begitu pula hewan pengganggu, seperti: kelinci, tikus, dan burung. Parasit seperti nematoda, penyakit karat daun, dan kebusukan subang juga merupakan ancaman bagi tanaman ini.


Namun bila ditanam di daerah yang kurang curah hujan, maka perlu dibuatkan irigasi. Tanaman ini tumbuh subur di tempat yang banyak terkena sinar matahari, dan tidak tumbuh dengan baik di tempat yang teduh. Kuma-kuma sebaiknya ditanam di tanah yang memiliki kemiringan sehingga bisa banyak mendapat sinar matahari.

Budidaya Safron di Afghanistan
Tanaman  ini dibudidayakan dalam cuaca moderat  yang membutuhkan sedikit  air dan pupuk kimia dibandingkan dengan sayuran lainnya, dapat memberikan penghasilan yang baik bagi para petani Afghanistan.

Pejabat Departemen Pertanian mengatakan bahwa mereka berupaya mendorong budidaya Saffron di 11 kabupaten dari provinsi Helmand Selatan Afghanistan pada tahun depan dan akan melatih para petani Afghanistan.

Kepala Departemen Pertanian Provinsi Helmand Abdullah Ahmadzai mengatakan program penelitian pada budidaya Saffron di provinsi Helmand terbukti sangat positif dan mereka sedang mempertimbangkan untuk memulai budidaya Saffron tahun depan.

“Departemen pertanian berupaya menyediakan fasilitas budidaya Saffron selama lebih dari 40 petani di setiap kabupaten dan pemerintah akan membantu petani ekonomis,” kata Ahmadzai.

Dia mengatakan Saffron memiliki penghasilan yang baik dibandingkan dengan produk pertanian lainnya dan karena itu mereka mengharapkan untuk mengurangi budidaya opium di provinsi ini.

  
Afghanistan telah menghadapi masalah kekeringan selama beberapa tahun terakhir namun budidaya Saffron akan memerlukan air lebih sedikit tetapi petani di provinsi Helmand mengatakan bahwa program ini akan menjadi efektif hanya jika pemerintah menyediakan pasar untuk safron.

Saffron telah dibudidayakan di sejumlah provinsi Afghanistan yang memberikan pendapatan yang lebih kepada para petani Afghanistan. Mayoritas dari Saffron Afghanistan dibudidayakan di bagian barat provinsi Herat Afghanistan tetapi ada kekhawatiran bahwa Saffron dengan kualitas rendah dan harga impor di Afghanistan dapat menjadi ancaman besar terhadap budidaya Saffron di negara ini. 

referensi : wikipedia.org, mujahidbayangan.blogspot.com