Saffron? Saffron itu apa? Gunanya untuk apa? Gambar atau
bentuk Saffron itu seperti apa?
Berikut ini adalah gambar Saffron.
Saffron
itu apa?
Safron (saffron) atau sering juga disebut kuma-kuma adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus, sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae.
Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering dikeringkan dan disebut safron. Saffron dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna.
Tanaman kuma-kuma berasal dari Asia Barat Daya, dan safron bertahan sebagai komoditas rempah termahal di dunia selama beberapa dekade. Tanaman ini pertama kali dibudidayakan di sekitar Yunani.
Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti iodoform atau rumput kering yang disebabkan zat kimia bernama picrocrocin dan safranal. Safron mengandung crocin, salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat makanan menjadi kuning keemasan. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Nama Saffron di beberapa daerah antara lain:
- dalam bahasa Melayu, safron disebut koma-koma dan merupakan bumbu yang membuat nasi briyani (nasi beryani) menjadi berwarna kuning.
- dalam bahasa Arab, safron ini disebut Za'faran (زَعْفَرَان), yang berasal dari kata aṣfar (أَصْفَر) yang berarti "kuning".
- dalam bahasa Inggris ditulis sebagai saffron, diambil dari bahasa Perancis Kuna safran yang berasal dari bahasa Latin safranum.
- di Indonesia ada yang mengenalnya dengan nama kuma-kuma, adapula yang menyebutnya safran
Safron (saffron) atau sering juga disebut kuma-kuma adalah nama untuk rempah-rempah dari bunga Crocus sativus, sekaligus nama umum untuk tanaman Crocus sativus dari marga crocus famili Iridaceae.
Bunga kuma-kuma memiliki tiga kepala putik (stigma) yang terletak distal terhadap daun buah. Bagian tangkai putik, yang menghubungkan stigma dengan bagian bunga paling dalam, sering dikeringkan dan disebut safron. Saffron dipakai sebagai bumbu masakan dan bahan pewarna.
Tanaman kuma-kuma berasal dari Asia Barat Daya, dan safron bertahan sebagai komoditas rempah termahal di dunia selama beberapa dekade. Tanaman ini pertama kali dibudidayakan di sekitar Yunani.
Safron memiliki rasa khas sedikit pahit dan berbau harum seperti iodoform atau rumput kering yang disebabkan zat kimia bernama picrocrocin dan safranal. Safron mengandung crocin, salah satu bahan pewarna karotenoid yang membuat makanan menjadi kuning keemasan. Warna kuning terang safron menjadikannya sebagai rempah-rempah yang paling banyak dicari orang di dunia. Dalam pengobatan tradisional, safron digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Nama Saffron di beberapa daerah antara lain:
- dalam bahasa Melayu, safron disebut koma-koma dan merupakan bumbu yang membuat nasi briyani (nasi beryani) menjadi berwarna kuning.
- dalam bahasa Arab, safron ini disebut Za'faran (زَعْفَرَان), yang berasal dari kata aṣfar (أَصْفَر) yang berarti "kuning".
- dalam bahasa Inggris ditulis sebagai saffron, diambil dari bahasa Perancis Kuna safran yang berasal dari bahasa Latin safranum.
- di Indonesia ada yang mengenalnya dengan nama kuma-kuma, adapula yang menyebutnya safran
Tanaman kuma-kuma
Tanaman kuma-kuma ini cocok pada cuaca memiliki banyak hujan di musim semi
namun relatif kering di musim panas. Selain itu, hujan yang turun sebelum musim
berbunga bisa menambah panen kuma-kuma. Sebaliknya, hujan atau cuaca dingin
selama masa berbunga meningkatkan kemungkinan tanaman terserang penyakit dan
mengurangi hasil panen. Cuaca yang terus-menerus panas atau lembab juga
mengurangi hasil panen, begitu pula hewan pengganggu, seperti: kelinci, tikus,
dan burung. Parasit seperti nematoda, penyakit karat daun, dan kebusukan subang
juga merupakan ancaman bagi tanaman ini.
Namun bila ditanam di daerah yang kurang curah hujan, maka perlu dibuatkan
irigasi. Tanaman ini tumbuh subur di tempat yang banyak terkena sinar matahari,
dan tidak tumbuh dengan baik di tempat yang teduh. Kuma-kuma sebaiknya ditanam
di tanah yang memiliki kemiringan sehingga bisa banyak mendapat sinar matahari.
Budidaya Safron di Afghanistan
Tanaman ini dibudidayakan dalam cuaca moderat yang membutuhkan sedikit air dan pupuk kimia dibandingkan dengan sayuran lainnya, dapat memberikan penghasilan yang baik bagi para petani Afghanistan.
Pejabat Departemen Pertanian mengatakan bahwa mereka berupaya mendorong budidaya Saffron di 11 kabupaten dari provinsi Helmand Selatan Afghanistan pada tahun depan dan akan melatih para petani Afghanistan.
Kepala Departemen Pertanian Provinsi Helmand Abdullah Ahmadzai mengatakan program penelitian pada budidaya Saffron di provinsi Helmand terbukti sangat positif dan mereka sedang mempertimbangkan untuk memulai budidaya Saffron tahun depan.
“Departemen pertanian berupaya menyediakan fasilitas budidaya Saffron selama lebih dari 40 petani di setiap kabupaten dan pemerintah akan membantu petani ekonomis,” kata Ahmadzai.
Dia mengatakan Saffron memiliki penghasilan yang baik dibandingkan dengan produk pertanian lainnya dan karena itu mereka mengharapkan untuk mengurangi budidaya opium di provinsi ini.
Afghanistan telah menghadapi masalah kekeringan selama beberapa tahun terakhir namun budidaya Saffron akan memerlukan air lebih sedikit tetapi petani di provinsi Helmand mengatakan bahwa program ini akan menjadi efektif hanya jika pemerintah menyediakan pasar untuk safron.
Saffron telah dibudidayakan di sejumlah provinsi Afghanistan yang memberikan pendapatan yang lebih kepada para petani Afghanistan. Mayoritas dari Saffron Afghanistan dibudidayakan di bagian barat provinsi Herat Afghanistan tetapi ada kekhawatiran bahwa Saffron dengan kualitas rendah dan harga impor di Afghanistan dapat menjadi ancaman besar terhadap budidaya Saffron di negara ini.
referensi : wikipedia.org, mujahidbayangan.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar