Senin, 22 Desember 2014

Budidaya Sorghum


Sorgum adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sorgum mempunyai sejumlah keunggulan diantaranya daya adaptasi agroekologi  yang luas, tahan terhadap kekeringan, produksi tinggi, perlu input lebih sedikit, dapat di ratun (sekali tanam panen beberapa kali) serta lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sorgum banyak di jumpai di wilayah kering dan tadah hujan, diantaranya Wonogiri, Demak, Gunung Kidul, NTT, Selayar, dan Bali. Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang baik, bahkan kandungan protein dan unsur-unsur nutrisi penting lainnya lebih tinggi daripada beras. Biji sorgum dipakai sebagai bahan campuran ransum pakan ternak unggas, sedangkan batang dan daun sorgum untuk ternak ruminansia.


Teknik Budidaya

Sorgum sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau. Hal ni dilakukan agar tanaman bisa tumbuh optimal dan malai terisi sempurna, disamping untuk menghindari serangan cendawan. Agar diperoleh produksi yang tinggi pilihlah benih yang baik/bersertifikat. Benih Sorgum bersertifikat yaitu varietas Numbu dan Kawali tersedia di UPBS Balai Penelitian Tanaman Serealia. Daya tumbuh benih minimal 90%, bebas dari hamapenyakit dan mempunyai bentuk serta warna yang seragam .

Penyiapan Lahan dan Penanaman

Sebelum penanaman, tanah hendaknya diolah sedalam 15 - 20 cm untuk Menggemburkan tanah, memperbaiki drainase, mendorong aktivitas mikroba anah sekaligus mematikan gulma. Pada tanah gembur/ringan sistim tanpa olah anah (TOT) juga dapat diterapkan. Penanaman dilakukan dengan cara ditugal sedalam 5 cm. Jarak tanam yang dianjurkan adalah 75 cm x 25 cm dengan 2 tanaman per lubang. Setelah benih ditanam ditutupdengan abu sekam atau tanah.

Pemupukan

Hara yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, dimulai dari pertumbuhan vegetatif sampai dengan pengisian biji.Takaran pupuk yang dianjurkan adalah 250 kg urea/ha + ponska 300 kg/ha. Pupuk diberikan 2 kali, pertama: 7 - 10 hari setelah tanam dengan dosis 300 kg ponska/ha; dan kedua: 30 - 35 hari setelah tanam dengan dosis 250 kg urea/ha. Pupuk diberikan dalam
lubang/larikan + 15 cm di samping tanaman .

Penyiangan dan Pengairan

Penyiangan dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada umur 21 hst dan 45 hst. Penyiangan dilakukan dengan cangkul atau alat penyiang mekanis. Adapun pemberian air/irigasi dilakukan dengan menyesuaikan kondisi hujan. Sorgum terkenal sebagai tanaman yang tahan tumbuh pada kondisi kekeringan. Pe rmu k a a n d a u n s o r g um y a n g mengandung lapisan lilin membuat tanaman efisien dalam pemanfaatan air. Kisaran kebutuhan air per musim adalah 250-300 mm. Pemberian air dilakukan apabila tidak ada hujan, yaitu dengan membuat alur di setiap 2 baris tanaman. Pemberian air setiap 2-3 minggu. Pada umur tanaman 45-65 hari, kondisi tanah harus dijaga cukup lembab karena proses pengisian biji terjadi pada fase tersebut.

sumber : balitbang


Tidak ada komentar:

Posting Komentar